Zhafirah Zahrim Febrina, seorang wanita yang selamat dari peristiwa erupsi Gunung Marapi, akhirnya berpulang.
Zhafirah Zahrim Febrina, salah satu yang selamat dari erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat beberapa waktu lalu, kini telah meninggal dunia.
Sosok Zhafirah menjadi viral di media sosial setelah membagikan pengalaman saat erupsi Gunung Marapi dan meminta bantuan dari masyarakat.
Kini, mahasiswi cantik asal Sumatra Barat tersebut menyusul meninggal dunia setelah melawan luka bakar yang mencapai 70 persen. Ia menjalani perawatan medis selama sekitar dua pekan.
Kabar meninggalnya Zhafirah Zahrim Febrina disampaikan oleh RSUP M Djamil Padang pada malam Minggu (17/12/2023).
Dovy Djanas, Direktur Utama RSUP M Djamil Padang, mengkonfirmasi bahwa Zhafira alias Ife meninggal pada pukul 17.50 WIB.
“Benar. Tadi meninggal dunia sekitar pukul 17.50 WIB,” ujar Dovy Djanas pada Senin (18/12/2023).
Dovy menjelaskan bahwa Zhafirah dirawat di RSUP M Djamil sejak tanggal 4 Desember setelah dirujuk ke sana karena luka bakar yang parah.
“Terakhir dirawat di ICU dengan luka bakar berat 70 persen,” tambah Dovy.
Surfa Yondri, Direktur Politeknik Negeri Padang, juga mengonfirmasi bahwa mahasiswinya telah menghembuskan nafas terakhir.
“Kami atas nama keluarga besar Politeknik Negeri Padang mengucapkan belasungkawa semoga amal ibadahnya diterima disisi Allah SWT dan segala kesalahannya dimaafkan,” kata Surfa.
Surfa menyebutkan bahwa total ada 9 mahasiswanya yang meninggal akibat erupsi Gunung Marapi.
Sebelumnya, momen dramatis Zhafirah Zahrim Febrina, pendaki wanita yang berhasil diselamatkan dari Gunung Marapi yang tengah meletus, menjadi viral di media sosial.
Zhafirah berhasil dievakuasi setelah terjebak dalam erupsi Gunung Marapi pada Minggu (3/12/2023).
Unggahan di Instagram @infokomando.official memperlihatkan Zhafirah digendong oleh petugas gabungan, tubuhnya penuh dengan luka bakar dan tertutup abu erupsi.
“Salah satu pendaki Gunung Marapi di Sumatera Barat yang terjebak erupsi pada Minggu, 3 Desember 2023 kemarin, akhirnya ditemukan tim penyelamat,” tulis akun tersebut.
Video lainnya menunjukkan Zhafirah mengirim pesan video sesaat setelah erupsi, memohon pertolongan dengan kondisi tangan patah dan tubuhnya penuh abu.
“Ibu tolong saya, begini keadaan saya terakhir disini,” ucap Zhafirah dalam video tersebut.
Rani Radelani, bibi Zhafirah, membenarkan bahwa video itu dikirimkan anaknya melalui telepon pintar pendaki lain yang tercecer.
“Barang dia hilang semuanya, jadi ada handphone orang dapat sama dia. Ada sinyal dan bisa dibuka handphone-nya (dikirim kondisinya),” ujar Rani.
Rani menjelaskan bahwa Zhafirah telah mendaki bersama teman-teman kampusnya sejak Jumat (1/12/2023) dan berencana pulang pada Minggu (3/12/2023).
Zhafirah dilaporkan mengalami luka-luka dan patah tulang, serta tubuhnya dipenuhi abu vulkanik.
“Tangannya patah, luka-luka. Tidak kuat lagi katanya,” tambah Rani. Zhafirah saat ini terbaring lemah dengan luka bakar di wajahnya.
Abdul Malik, Kepala Basarnas Padang, mengonfirmasi bahwa Zhafirah telah dievakuasi dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padang Panjang untuk perawatan medis.