Balita Usia 8 Bulan Terkena Gas Air Mata dalam Bentrokan di Batam, Kepri: Kecaman atas Kejadian Mencekam

how to get a credit card, how does credit card work, how to reset iphone, who hosts a web site, how many years is law school, what can you do with a business management degree, what is managed services

 

Balita Usia 8 Bulan Terkena Gas Air Mata dalam Bentrokan di Batam

Seorang balita yang baru berusia 8 bulan terperangkap dalam napas gas air mata ketika situasi memanas dalam bentrokan antara polisi dan warga di Batam, Kepulauan Riau.

Bentrokan dramatis ini terjadi di kawasan Batam, Kepri, dan diduga berawal dari ketegangan terkait rencana proyek pemerintah yang akan dikerjakan di wilayah Rempang, Batam, Kepri.

Dalam upaya pengamanan, aparat kepolisian Batam memutuskan untuk menggunakan gas air mata, yang sayangnya juga merembet ke rumah-rumah warga dalam insiden bentrokan di Jembatan 4 Barelang, Batam.

Ketegangan melanda ketika warga Rempang Galang melakukan blokade jalan, menghalangi akses bagi aparat gabungan yang hendak memasang patok sebagai persiapan untuk proyek strategis guna memajukan sektor pariwisata.

Tiba-tiba, seorang pria keluar dari rumahnya dengan memeluk bayi mungil berusia 8 bulan diikuti oleh istrinya. Mereka berteriak memohon pertolongan seiring dengan bayi mereka yang tak sadarkan diri.

Si bayi pingsan setelah terpapar gas air mata yang masuk ke dalam rumah mereka melalui jendela. Keadaan panik melanda Herman, seorang warga Galang yang rumahnya tak jauh dari Jembatan 4 Barelang, Batam.

Anaknya, Algifari, yang baru berusia 8 bulan, pingsan. Matanya terlihat putih dan napasnya terhenti akibat kepadatan asap gas air mata yang dilepaskan oleh aparat gabungan untuk meredam kerusuhan massa warga Rempang di Jembatan 4 pada Kamis (7/9/2023).

Di tengah situasi yang semakin tak terkendali, Herman berusaha membawa anaknya keluar dari rumah sambil berteriak memohon pertolongan. Dia mengucapkan kata-kata panik, "Anak saya tidak bisa bernapas, tolonglah anak saya," seperti yang dilansir dari Tribunnewsmaker.com.

Istri Herman, yang mengenakan kaus berwarna merah muda, juga tidak bisa menyembunyikan kepanikannya. Sebagai seorang ibu, dia sangat khawatir tentang nasib bayinya. "Ya Tuhan, anak saya tidak bergerak," serunya.

Herman dan istrinya menjadi pusat perhatian seketika, bukan hanya dari warga yang sedang melakukan unjuk rasa, tetapi juga dari anggota Brimob Polda Kepri yang segera bergerak membantu mengamankan Herman, istrinya, dan bayinya agar mereka dapat mendapatkan pertolongan secepatnya.

Herman merasa lega ketika anaknya akhirnya sadar setelah mendapatkan pertolongan. Dia menceritakan, "Saat kejadian, anak saya pingsan dan bola matanya memutih. Saya kaget awalnya melihat anak saya pingsan dan matanya putih semua," seperti yang dikutip dari Tribunnews.com pada Jumat (8/9/2023).

Herman menjelaskan bahwa gas air mata masuk ke dalam rumah mereka melalui jendela kamar yang kebetulan terbuka saat bentrokan terjadi, dan angin membawa asap tersebut ke dalam rumah. "Kebetulan anak saya berada di dalam ayunan. Dia langsung terkena gas air mata," tambahnya.

Ketika istrinya berteriak karena panik, Herman masuk ke dalam rumah untuk mencari tahu apa yang terjadi. Setelah melihat anaknya dalam keadaan lemas, Herman memohon pertolongan, dan anggota Brimob datang memberikan bantuan. "Anak saya, tolong pak, anak saya pingsan. Saya bilang gitu tadi," ujarnya.

Akhirnya, bayi mereka diberikan oksigen dan air, dan setelah beberapa saat, dia kembali sadar. "Alhamdulillah, anak saya masih bisa diselamatkan. Kami sudah sangat panik tadi," ungkapnya singkat.

Balita Usia 8 Bulan Terkena Gas Air Mata dalam Bentrokan di Batam, Kepri: Kecaman atas Kejadian Mencekam

Pakai Gopay Later

Bisa Cicil 0%