how to get a credit card, how does credit card work, how to reset iphone, who hosts a web site, how many years is law school, what can you do with a business management degree, what is managed services
Rekamragam.my.id - Orangtua korban penembakan di pusat penitipan anak di Thailand banyak yang datang ke lokasi peristiwa sembari meletakkan bunga mawar putih di tangga.
Sebagian orang menundukkan kepala sambil berdoa. Beberapa saling berangkulan saat mereka meletakkan bunga-bunga di tangga bangunan yang berdinding kuning untuk menghargai keperginya keluarga mereka.
Seorang ibu menangis terisak sekalian merengkuh selimut warna merah-kuning favorite putranya yang telah meninggal dan memegang botol susunya yang berisi setengahnya.
Â
Pelaku serangan, Panya Khamrab, seorang polisi yang dipecat menewaskan minimal 36 orang dalam serangan senjata dan pisaunya, terhitung anak dan istrinya sendiri.
Selesai membunuh istri dan anaknya, ia juga akhiri hidupnya tepat sesudah memperlancar serangan pada Kamis, 6 Oktober 2022.
Beritanya, 10 orang alami beberapa luka dan 7 orang yang lain masih ada di rumah sakit untuk memperoleh perawatan medis.
Tadi malam, peti mati yang bawa mayat beberapa korban datang di kamar mayat di negara tetangga Udon Thani.
Raja Thailand dan Perdana Menteri Prayut Chan-o-cha direncanakan berkunjung beberapa korban serangan pada Jumat, 7 Oktober 2022.
Naliwan Duangkot (21) yang kehilangan keponakannya yang berumur dua tahun, Kamram, menghibur ibu dan saudara iparnya yang berumur 19 tahun, Panita Prawanna.
"Saat sebelum ia meninggal, ia ingin makan pizza. Kami benar-benar bersedih karena kami tidak beli pizza untuknya sebelumnya," kata Naliwan, dikutip Rekamragam.my.id dari The Guardian.
Naliwan menerangkan bagaimana manis dan bagusnya Kamram, keponakannya itu yang selalu berbagi beberapa hal dengan anak-anak dan semuanya orang.
Malam saat sebelum peristiwa, Naliwan menjelaskan jika sepupunya susah tidur dan ingin tidur bersama orang tuanya dan adik perempuannya.
"Kami tidak menduga jika ini bisa menjadi malam terakhir bersama orang tua dan adik perempuannya," katanya.
Sesudah dengar kejadian penyerangan itu dari tetangganya, Panita dan suaminya segera ke tempat peristiwa dengan sepeda motor untuk mencari Kamram.
Sekalian menggendong putrinya yang baru berumur 11 bulan, Kanta dan Panitia menahan air matanya sekalian berkata, "Sulit dipahami.
IKUTI BERITA REKAMRAGAM.MY.ID DI GOOGLE NEWS